SuaraBali.id - Di panggung hiburan, Soimah Pancawati dikenal sebagai sosok yang penuh pesona dan kemewahan.
Namun, di balik semua itu, tersimpan sebuah kisah perjuangan yang menggetarkan, sebuah bukti bahwa keteguhan mampu mengubah takdir.
Jalan hidupnya mengajarkan kita bahwa masa lalu yang sulit bukanlah penghalang, melainkan fondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Dalam sebuah perbincangan mendalam, Soimah secara terbuka mengakui bahwa koleksi parfum mahalnya saat ini lebih dari sekadar wewangian.
Baca Juga:Sakit Hati Perkataan Ivan Gunawan, Keisya Levronka Sebut Kritikan Kali Ini Berbeda
Itu adalah cara untuk menebus kenangan pahit.
"Parfum itu termasuk balas dendam, Mak," ungkap Soimah.
Sebuah "balas dendam" positif terhadap masa lalunya yang lekat dengan dunia perikanan.
"Karena kan aku dari dulu bau amis kan, bergelut sama ikan," lanjutnya, menggambarkan betapa aroma itu pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari hari-harinya.
Perjuangan itu bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang harga diri. Ia menegaskan bahwa ini bukan cerita kiasan.
Baca Juga:Termasuk Suami Soimah, Deretan Pria Ini Dikira Pengangguran Padahal Kaya Raya
"Ikan, aku bergelut sama ikan laut, jangan ketawa kalian," ujarnya dengan serius, mengingatkan bahwa di balik tawa ada kerja keras yang nyata.
Puncaknya adalah ketika ia diremehkan di sebuah butik mewah, dikira sebagai asisten rumah tangga hanya karena penampilannya yang sederhana.
Kini, Soimah telah berada di puncak. Namun, kesuksesan tidak mengubah esensi dirinya.
Ia memilih untuk tetap membumi, memisahkan persona panggung dan kehidupan pribadinya.
"Artis tuh ya ketika kita dibayar di TV. Kalau selebihnya, kalau misalnya di luar TV ya udah, aku senyamanku," jelasnya.
Sikap inilah yang menjadi pelajaran terbesar: kesuksesan sejati adalah ketika kita telah berdamai dengan masa lalu dan menemukan kenyamanan dalam menjadi diri sendiri.