Rasyudi mengaku senang dan tidak takut saat diperiksa giginya, ia menyebut sudah pernah ke dokter gigi sebelumnya.
Salah satu penanggungjawab pemeriksaan gigi, drg. I Gusti Ngurah Fendy Kusuma Adnyana menjelaskan ragam permasalahan gigi yang dialami anak-anak di sekitar usia 9 tahun ini. “anak2 itu lebih ke gigi berlubang, ada gigi goyang, kemudian ada yang gigi permanennya sudah tumbuh tapi gigi susunya sudah ada, ada gigi yang sisa akar, tapi kebanyakan gigi berlubang. Biasanya umum saja, memang di usia ini umum terjadi,” ujarnya.
Sebagai langkah preventif, saat ini anak-anak tersebut diberikan pengaplikasian fluoride. Setelahnya, akan diberikan surat rekomendasi tindakan yang memerlukan persetujuan orangtua siswa untuk dilakukan tindakan selanjutnya seperti penambalan atau pencabutan gigi.
Menurut drg. Fendy, peran dokter gjgi di sini juga penting untuk mengedukasi anak-anak. Terlebih, ia menyebut masih banyak anak-anak yang memiliki ketakutan untuk diperiksa di dokter gigi.
Baca Juga:Disorot Netizen karena Bedakan Masakan untuk ART, Nana Mirdad Murka
“Kebanyakan masih takut ke dokter gigi, karena kan masih anak2. Selain itu masih ada yg takut sakit ke dokter gigi. Kita di sini sekalian mengedukasi juga biar gak usah takut ke dokter gigi,” tuturnya.
Pemeriksaan gigi gratis ini melibatkan dokter gigi dan total puluhan koas mahasiswa kedokteran gigi Universitas Udayana. Jumlah siswa setiap sesinya mencapai 50 siswa, dan dengan jadwal dua sesi per harinya, maka diperkirakan siswa yang mendapatkan pemeriksaan gigi gratis mencapai 300 orang.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda