Saat ini dengan gencarnya media sosial, semua orang bisa mempromosikan dirinya sendiri dan selera ornag pun bisa berkembang lebih cepat dan beragam. Untuk mendapat perhatian publik pun, kata dia, setiap band harus menjadi indie dengan upayanya sendiri dan tak bisa bergantung pada label tertentu.
“Mau gak mau kita harus mengikuti trend ini,” jelasnya.
Namun demikian, dari segi bermusik RIF tetap berada di jalur rock alternative yang telah membesarkan mereka.
Dari segi semangat bermusik, menurut Jikun, mereka tetap berusaha kembali untuk menjaga semangat awal dimana pada mulanya kesenangan mereka adalah dalam memainkan musik itu sendiri.
Baca Juga:Jambret di Tabanan Sasar Perempuan Pulang Kerja Malam Hari
"Jadi suasana itu yang kita nikmati, bagaimana dulu sejak masih di kampus main band kesana kemari. Kalau kemudian kita jadi populer dan dikenal orang ya itu hanya bonus saja dari kesenangan kita,” ujarnya.
Selain itu, mereka tetap menjaga hubungan antar personel sebagai jalinan persahabatan dan persaudaraan. Jika pun ada, personel yang membuat band sendiri atau berkarya diluar RIF, mereka tetap memberikan peluang selama ada keterbukaan dan tak menggangu tanggungjawba di band.
Untuk karya musik, sebenarnya pada 2021 mereka telah membuat single dalam bahasa Inggris. Namun kali ini masih dipikirkan apakah akan diproduksi dalam bentuk CD atau cukup diluncurkan dalam platform digital dan yotube. Album terakhir RIF sendiri dirilis pada tahun 2013.
Pada 2015, sejatinya mereka sempat membuat album yang direkam di Abby Road, Inggris. Akan tetapi karena sejumlah masalah, peluncuran album dengan 8 lagu itu masih terus tertunda.
Baca Juga:Kapal Cepat Padangbai-Senggigi Hanya 75 Menit Dengan Harga Rp 385 Ribu