Warga Dusun Sinte Laksanakan Tradisi Roah Menyambut Ramadhan, Ini Makna Ritualnya

Satu dulang berisikan nasi dan lauk yang bervariasi. Tidak ditentukan lauk yang disediakan. Warga dibebaskan untuk menentukan sendiri.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 01 April 2022 | 14:52 WIB
Warga Dusun Sinte Laksanakan Tradisi Roah Menyambut Ramadhan, Ini Makna Ritualnya
Tetua Adat yang akan membuka acara roah menyambut Ramadhan, Jumat, (1/4/2022) [Suara.com/Abdul Goni Ilman Kusuma]

SuaraBali.id - Menyambut datangnya bulan Ramadhan warga Dusun Sinte, Desa Batu Asak, Lombok Tengah, adakan Roah sebagai bentuk syukur dapat bertemu kembali dengan Ramadhan tahun ini.

"Ini memang biasa kita lakukan setiap tahun menjelang puasa. Tahun sebelumnya sih sedikit terkendala karena Covid ya. Alhamdulillah, tahun ini sudah lebih longgar. Sudah vaksin semua," kata Bukran, remaja dusun Sinte saat ditemui Kamis (31/3/22) malam.

Roah dilaksanakan di Masjid Babul Jannah Dusun Sinte dihadiri oleh pemuka agama dan tokoh adat setempat. Di mana semua warga laki-laki dari anak-anak hingga dewasa hadir untuk doa bersama.

Setelah semua dinyatakan lengkap maka acara dimulai. Doa dipimpin langsung pemuka agama setempat.

Usai melakukan doa semua yang hadir akan melakukan makan bersama. Biasanya warga akan menunggu terlebih dahulu pemuka agama mulai menyantap hidangan.

Saat pemuka agama baru kemudian warga juga akan mulai menyantap hidangan yang disajikan.

Begitu juga saat selesai, warga akan menunggu para tetua mencuci tangan terlebih dahulu. Walaupun warga sudah selesai makan tapi para tetua belum, maka warga akan menunggu.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk hormat pada tetua adat atau pemuka agama. Karena mereka yang memimpin dengan budi dan pengetahuan yang diakui oleh masyarakat.

"Iya mereka itu kan tokoh. Kita hormati ketokohan dan ilmu mereka. Kadang kita duluan kalo para tokoh itu menyuruh kita duluan," ucap Ali, warga yang rumahnya berada di samping Masjid.

Untuk hidangan-hidangan yang disantap tersebut disiapkan oleh ibu-ibu rumah tangga setempat. Masing-masing kepala keluarga melalui ibu rumah tangga akan membawa satu dulang lengkap.

Satu dulang berisikan nasi dan lauk yang bervariasi. Tidak ditentukan lauk yang disediakan. Warga dibebaskan untuk menentukan sendiri.

Selain itu disiapkan pula buah-buahan sebagai hidangan penutup. Beberapa dari hasil tani setempat berupa singkong dan semacamnya.

Acara menyambut bulan suci ramadhan itu juga dirangkaikan dengan doa selamat atas mekarnya Desa Batu Asak yang sebelumnya berinduk di Desa Batujai.

Harapannya dengan pemekaran wilayah akan berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat setempat. Terutama Dusun Sinte yang lokasi paling tinggi dan masyarakat yang menggantungkan hidup dari bertani.

"Semoga pemekaran ini menjadi langkah awal yang baik. Memajukan hasil tani dan ternak masyarakat," harap pemuka adat disela-sela perbincangan usai menyantap hidangan yang disediakan.

Kontributor: Abdul Goni Ilman Kusuma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak