Idap OCD Ekstrem, Aliando Syarief : Gue Depresi Akut Seperti Mati Aja

Beruntung tindakan nekat itu tidak sampai dilakukan Aliando Syarief. Itu karena ia sadar bunuh diri adalah sesuatu yang mengerikan.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 28 Januari 2022 | 15:18 WIB
Idap OCD Ekstrem, Aliando Syarief : Gue Depresi Akut Seperti Mati Aja
Aliando Syarief usai gala premiere film Asal Kau Bahagia di Genting Cruise, Port Klang, Malaysia, Kamis (20/12/2018) [Suara.com/Yazir Farouk]

SuaraBali.id - OCD ekstrem selama dua tahun diderita oleh Aliando Syarief. Selama itu pula ia berusaha melawan gangguan mental yang diidapnya. Aliando mengatakan sempat ingin menyerah, dia sampai ada keinginan mengakhiri hidupnya.

Aliando Syarief mengungkap niat itu berawal saat ia mengidap gangguan OCD ditambah ia juga positif Covid-19. Kondisi ini lantas membuat pesinetron Ganteng Ganteng Serigala itu depresi berat.

"Gue depresi akut, parah. Seperti, mati aja ah," kata Aliando Syarief dalam siaran langsung di Instagram.

Beruntung tindakan nekat itu tidak sampai dilakukan Aliando Syarief. Itu karena ia sadar bunuh diri adalah sesuatu yang mengerikan.

"Tapi anjir (melakukannya) seram banget, takut. Jadinya nggak jadi deh," kata Aliando Syarief.

Pria yang kini berusia 25 tahun itu menerangkan, keinginan bunuh diri timbul dari pikirannya yang sedang terganggu. Pada faktanya, jika secara sadar ia jelas-jelas tidak akan melakukannya.

"Berpikir bunuh diri itu cuma khayalan," ucapnya.

Ia pun memberi peringatan kepada siapapun yang bernasib sama agar tidak melakukan tindakan nekat.

"Jangan ya teman-teman. Jangan pernah melakukan tindakan bunuh diri atau hal-hal aneh lainnya," ucap Aliando Syarief.

Aliando Syarief sebelumnya jarang muncul ke publik tiba-tiba membuat siaran langsung. Ia mengatakan mengalami gangguan mental, OCD ekstrem sejak akhir 2019.

Pria yang pernah diisukan dekat dengan Prilly Latuconsina ini vakum dari panggung hiburan dan fokus pemulihan diri dari OCD.

OCD (Obsessive compulsive disorder) merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Apabila tak dilakukan penderita akan mengalami kecemasan dan ketakutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak