Dengan suara tersenggal – senggal ketakutan, bawang putih menjawab, “baik, bu,” jawab lirih.
Lantaran sering bekerja dan dihukum, tubuh Bawang Putih kian hari kian kurus.
Suatu hari, ayah bawang putih pulang ke rumah dan jatuh sakit. Sakitnya sangat parah, bawang putih sangat sedih karenanya. Dia tidak pernah meningalkan ayahnya sendirian di kamar, namun apa daya Tuhan berkata lain, ayah bawang putih pun meninggal dunia.
“Ayah jangan tinggalkan Bawang Putih,” katanya sambil menangis.
Baca Juga:Viral Bridesmaid Rewang Potong Bawang Merah, Warganet: Ini Baru Benar!
Bawang putih menangis sedih, ibu tiri dan kakak tirinya justru kegirangan, karena rumah dan harta ayah bawang putih menjadi menjadi kuasa mereka berdua.
“Lihat Bawang Merah, akhirnya dia meninggal juga. Ha .. ha .. ha.” kata ibu tiri bawang putih dengan bengisnya.
“Iya, Bu, kita akan kaya sekarang,” jawab bawang merah sambil ketawa mengejek.
Sejak saat itu, kehidupan bawang putih semakin sengsara karena setelah sepeninggal ayahnya.
Tidak ada lagi ayah yang menjadi pelindung dan menyayanginya, ibu tiri dan bawang merah semakin menjadi-jadi untuk menyiksa bawang putih. Namun, bawang putih masih terus mencoba bersabar dengan keadaan, meski kadang-kadang ia kerap menangis saat malam hari.
Baca Juga:Petani di Temanggung Curhat Impor Bawang Putih Saat Panen, Presiden Jokowi Telepon Mendag
“Ya Tuhan, tolonglah aku, kenapa mereka selalu jahat padaku?” rintihan doanya sambil menangis.