Sejarah Kabupaten Jembrana, Wilayah di Barat Bali yang Kaya Tradisi dan Budaya

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Jembrana telah ada sebagai kerajaan otonom sejak 1705.

Risna Halidi
Kamis, 25 November 2021 | 08:01 WIB
Sejarah Kabupaten Jembrana, Wilayah di Barat Bali yang Kaya Tradisi dan Budaya
Lomba Layang-Layang Hiasi Langit Pengambengan Jembrana Bali/ ilustrasi: Sejarah Kabupaten Jembrana

SuaraBali.id - Sejarah Kabupaten Jembrana, sebuah daerah yang masuk Provinsi Bali. Sejarah Kabupaten Jembrana cukup panjang dan menarik untuk disimak dan diketahui.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Jembrana telah ada sebagai kerajaan otonom sejak 1705.

Seiring berjalannya waktu, Jembrana menjadi kabupaten sebagai bagian dari wilayah Provinsi Bali berdasarkan UU No.64/1958, per tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pemekaran Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Meski demikian, kebudayaan dan sosial masyarakat Jembrana telah ada sejak 6000 tahun lalu. Nama kawasan atau asal-usul nama tempat berpedoman pada nama-nama hewan dan tumbuhan.

Baca Juga:Persija Jakarta vs Bali United, Teco Ungkap Hasrat Taklukkan sang Mantan

Nama Jembrana diyakini merupakan nama sebuah kawasan hutan belantara atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Jimbar Wana. Hutan ini ditempatai oleh Raja Naga atau Ular. Lantas nama itu dipakai untuk nama kerajaan.

Pada sekitar abad ke-17, raja di Jembrana, raja bersama rakyat, baik dari etnik Hindu dan non Bali membangun sebuah pusat pemerintahan. Adapaun nama pusat Pemerintahan yang dibentuk yakni Puri Gede Jembrana oleh I Gusti Made Yasa.

Pada abad ke-19, saat kekuasaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, dibangun Puri Agung Neheri yang saat ini dikenal dengan sebutan Puri Agung Negara.

Pemerintahan kerajaan kuno Jembrana berlangsung hingga 1855. Dalam perjalanannya, Kerajaan Jembrana merupakan kerajaan otonom yang dipimpin oleh Raja Jembrana V yang memiliki gelar Sri Padoeka Ratoe I Gusti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839-1855).

Salah satu bukti jika Jembrana merupakan kerajaan otonom, kerajaan itu menandatangani piagam perjanjian persahabatan bilateral dengan pemerintah Kolonial Belanda-Hindia, teparnya pada 30 Juni 1849.

Baca Juga:10 Hotel di Bali Dekat Pantai: Hadap Samudra dan Tawarkan Keindahan Sunset atau Sunrise

Pada masa kepemimpinan selanjutnya, saat Jembrana dipimpin oleh Raja Jembrana VI yakni I Gusti Ngurah Made Pasekan, tata kelola pemerintahan memiliki corak birokrasi modern.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak