Wisata Tanjung Langit Merah di Jembrana Bali, Panorama Indah Bagi Pemancing

Objek wisata Tanjung Langit Merah dibuka pada hari Sabtu dan Minggu mulai pagi hingga 16.00 WITA.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 06 November 2021 | 11:34 WIB
Wisata Tanjung Langit Merah di Jembrana Bali, Panorama Indah Bagi Pemancing
Panorama Tanjung Langit Merah, Jembrana, Bali

SuaraBali.id - Ada banyak destinasi wisata yang tersebar di Bali seperti halnya di Tanjung Langit Merah, Banjar Rening, Desa Cupel Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.

Tanjung Langit Merah adalah destinasi yang dikenal dengan Pantai Kuanji dan terletak antara wilayah Desa Cupel dan Desa Baluk ini memiliki panorama pesisir dan dilengkapi fasilitas area pancing, sarana bermain serta kuliner. Destinasi wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Langit Merah

Objek wisata Tanjung Langit Merah dibuka pada hari Sabtu dan Minggu mulai pagi hingga 16.00 WITA.

Ia juga menceritakan, bagi para pecinta spot mancing langsung bisa menyewa jukung untuk memancing dengan harga Rp.300 ribu sampai Rp.400 ribu dari jam 6 pagi hingga pukul 16.00 WITA.

Selain itu, pemancing juga melintasi agak ke tengah laut untuk menikmati budidaya kerang merah.

"Sebenarnya area ini juga cocok untuk area spot foto bagi para fotografer. Bahkan tempat warung berjualan soto, bakso, dan jajanan kuliner khas kampung," tegasnya.

Namun demikian, Saifurrahim anggota Pokdarwis Tanjung Langit Merah menyampaikan, saat ini belum ada perkembangan yang signifikan dan hanya sebatas penataan.

Pihaknya mengaku masih kesulitan terkait pendanaan, kendati wisata desa ini menawarkan pemandangan pesisir yang cukup indah. 

"Kesulitan karena dana dialihkan untuk biaya Covid-19. Hingga Pokdarwis hanya bisa mengelus dada. Kami bersama Pokdarwis sempat juga melakukan studi banding, ke desa lain mencari inspirasi. Luas wisata pesisir Tanjung Langit Merah 20 are, jalur yang sedikit curam menurun menambah esotik bagi para pengunjung dan pemancing," ujarnya.

Ia pun menambahkan, sebelum Pandemi, semangat menata lokasi ini justru menggelora. Tetapi ketika badai pandemi dan pemberlakukan PPKM, impian buyar dan upaya apapun menjadi mangkrak.

Pihaknya hanya bisa merawat pohon Camplung pemberian dari seorang Dosen ITB. 

"Harapan terhadap pemerintah daerah agar adanya batu besar atau sandaran untuk mengatasi abrasi. Hal ini juga pernah juga dikunjungi oleh Bupati Tamba setelah Pilkada. Semoga destinasi wisata desa ini bisa segara terwujud dan terkelola dengan baik. Bahkan bisa menghasilkan penghasilan bagi para nelayan dan terutama masyarakat pesisir," lugasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak