SuaraBali.id - Kampanye protokol kesehatan dinilai gagal begitu Presiden Jokowi kondangan ke pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar.
Terlebih saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19 dan pernikahan warga biasa pun masih diperketat. Sementara pernikahan Atta Halilintar digelar super merah denagn dihadiri Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Aksi Jokowi dan Prabowo itu menimbulkan kontroversi dikalangan tenaga kesehatan. Salah satunya Dr Andi Khomeini.
Dr Andi Khomeini menilai kampanye prokes yang dia usahakan selama ini kalah dengan youtuber yang memiliki subscriber hingga 200 juta.
Baca Juga:Tambah 736 Orang, Positif Covid-19 di DKI Jakarta Capai 386.466 Kasus
Karena memiliki pengaruh atas jumlah subscriber yang telah masuk kategori sebagai influencer di Indonesia saat ini.
![Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (ketiga kanan) menjadi saksi dalam pernikahan pasangan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4/2021). [Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/03/28275-momen-jokowi-dan-prabowo-jadi-saksi-pernikahan-atta-halilintar-dan-aurel-hermansyah.jpg)
“Ya impact pesan prokes dari gua yang 200k follower kalah-lah sama efek contoh dari yutuber 200 juta,” ungkap Dr Andi Khomeini melalui akun twitter pribadinya, Minggu (44/2021).
Secara tegas Andi juga menegaskan tidak akan mau melakukan edukasi covid lagi terkait diselenggarakannya pesat pernikahan Atta yang melibatkan banyak orang.
Dirinya merasa percuma melakukan edukasi dan kampanye atas protokol kesehatan kepada masyarakat sebagai lengkah memutus penyebaran covid-19.
“Mulai hari ini, gua gak mau edukasi covid lagi. Yang ada gua yang dibully,” ujarnya.
Baca Juga:BPJamsostek Gelar Vaksinasi Tahap Kedua untuk 2.766 Karyawan
“Keluarga dan sahabat gw aja yang gua kirimin pesan harian. Minimal circle utama gua tetap disiplin dan bisa adaptif dengan hal-hal yang gak sehat di luar sana,” tandasnya.
- 1
- 2