SuaraBali.id - Jarang bercinta ternyata memberikan efek buruk untuk vagina wanita. Suami istri harus bercinta dalam waktu berkala agar kondisi vagina bisa dalam keadaan 'sehat'. Kondisi vagina jika jarang bercinta menimbulkan banyak dampak negatif.
Suami istri jarang bercinta biasanya alasannya sibuk bekerja atau mengurus rumah, long distance relationship (LDR) dengan pasangan karena pekerjaan.
Bisa juga pertambahan usia yang menyebabkan kurangnya gairah, atau sedang dalam tahap pemulihan dari sakit serius.
Berikut kondisi vagina jika jarang bercinta
Baca Juga:5 Gaya Bercinta di Kursi, Bisa Langsung Dicoba Akhir Pekan Ini
1. Berisiko Tinggi Mengalami Atrofi Vagina

Perubahan terkait menopause, seperti vagina kering dan iritasi, dapat diobati dengan pelumas, pelembap, atau estrogen dosis rendah.
Aktif melakukan hubungan seksual penting sekali untuk kesehatan organ intim perempuan. Orgasme sangat membantu meningkatkan aliran darah ke vagina, sehingga vagina mendapat cukup oksigen, seluruh jaringan ototnya ‘hidup’ dan lebih elastis. Kondisi ini menghindarkan perempuan dari beberapa gejala atrofi vagina.
Istilah atrofi vagina mungkin awam bagi Anda. Atrofi vagina atau atrofik vaginitis adalah sebuah kondisi di mana terdapat penipisan dan peradangan di area dinding vagina akibat penurunan estrogen.
Kondisi ini bisa dialami semua perempuan. Tapi mereka yang paling rentan dan berisiko tinggi adalah wanita yang memasuki masa menopause ketika produksi hormon estrogennya menurun. Juga perempuan yang sedang menjalani perawatan kanker, terutama kanker payudara.
Baca Juga:5 Bentuk Miss V Perempuan yang Menandakan Sehat
Bagaimana Anda mengetahui sedang mengidap atrofi vagina? Anda akan merasakan beberapa gejala seperti rasa gatal, terbakar, sulit buang air kecil, dan juga rasa nyeri saat berhubungan seksual. Jadi, aktiflah melakukan hubungan seksual dengan pasangan Anda untuk menghindari masalah organ seksual yang satu ini.