Pengelola Angkutan Wisata Mengeluh, Marak Perang Tarif di Nusa Penida

Pengelola sudah mematok harga murah tetapi dianggap mahal oleh wisatawan.

Husna Rahmayunita
Selasa, 19 Januari 2021 | 18:50 WIB
Pengelola Angkutan Wisata Mengeluh, Marak Perang Tarif di Nusa Penida
Diamond Beach di Nusa Penida. (Ferry Noviandi/Suara.com)

SuaraBali.id - Di tengah upaya pemulihan pariwisata Bali yang terdampak akibat pandemi Covid-19, muncul persoalan baru di Nusa Penida.

Persoalan itu yakni terjadi perang tarif antar penyedia jasa angkutan wisata di Nusa Penida. Ironisnya, situasi ini kian marak belakangan ini.

Hal tersebut dikeluhkan oleh salah satu Pengelola Jasa Angkutan Wisata Nusa Penida, Wayan Suwardana.

Ia menilai, kondisi ini terjadi karena tidak adanya kesepakatan dalam pengenaan tarif. Suwardana mengaku sudah ambil ongkos transport Rp 400 ribu per paket namun masih dianggap mahal oleh wisatawan.

Baca Juga:Sediakan Palu untuk Pukuli Donald Trump, Stan Pameran di China Ditutup

"Saya mengira tarif itu sudah yang paling murah. Ternyata, wisatawan masih menganggapnya mahal," ujarnya seperti dikutip dari Kabarnusa.com -- jaringan Suara.com, Senin (18/1/2021).

Padahal dia mengaku harga tersebut tergolong harga murah. Tapi wisatawan mendapat harga transport Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu.

"Ternyata saya jualan terlalu mahal makanya tamu-tamu batal," sambungnya.

Pengelola Jasa Angkutan Wisata Nusa Penida lantas mencetuskan ide untuk membentuk pengurus terkait polemik perang tarif ini.

"Tergantung persetujuan semeton (Komponen Pengelola Jasa Angkutan Wisata). Kalau usulan ini bisa diterima, selanjutnya bisa dicarikan penghubung ke Pemda untuk pembentukannya," katanya.

Baca Juga:Indah Kalalo Unggah Foto Ciuman di Pantai, Ekspresi Anaknya Bikin Gemas

Nusa Penida. (Instagram/@cristian_fk)
Nusa Penida. (Instagram/@cristian_fk)

Sementara itu Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, mengatakan sebelumnya ada rencana mengaturnya dalam wadah koperasi.

Hanya saja, beberapa pengusaha Jasa Angkutan Wisata, memilih rencana lain dengan membentuk lembaga lain agar diatur standar tarif di antara pihak pengelola jasa,

Untuk itu pihaknya, siap menjembatani dan untuk memfasilitasi sekaligus sebagai jalan terbaik.

"Karena tiba-tiba terjadi pandemi Covid-19, sehingga rencana tidak berlanjut. Mungkin saya akan turun lagi, untuk menyelesaikan persoalan ini," imbuhnya.

Solusi mengatasi adanya perang tarif seperti ini, kata Suwirta, harus ada wadah. Apapun bentuknya boleh saja, tetapi menurutnya koperasi lebih bagus dari bentuk lembaga wadah yang lain.

"Sehingga ke depan bisa menjadi binaan pemerintah daerah. Dalam penentuan tarif itu, nantinya bisa disepakati dalam wadah ini, tanpa harus diatur regulasi perda lagi," sambungnya.

Lebih lanjut, pihaknya berharap di tengah pandemi Covid-19 ini, para pengelola jasa angkutan wisata di Nusa Penida menghimpun diri untuk menemukan solusi atas perang tarif yang terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak