SuaraBali.id - Data sharing antar negara dalam menghadapi wabah penyakit dinilai penting untuk memperkecil ketimpangan kualitas penanganan kesehatan antara negara maju dan negara berkembang. Hal itu didiskusikan dalam forum Vaccine Access and Health Working Group di Hotel Aston Denpasar pada Sabtu (12/11/2022).
Koordinator Perkembangan dan Properti Intelektual Third World Network, Sangeeta Shashikant menjelaskan data sharing penting agar mengantisipasi monopoli yang dilakukan pihak tertentu.
Monopoli yang dilakukan dapat berkaitan mengenai pembuatan vaksin sehingga dengan data yang dirahasiakan, pihak tertentu dapat memperoleh keuntungan pribadi.
“Seperti kasus sebelumnya, belum adanya data sharing membuat negara berkembang tidak diberikan akses. Sehingga, pihak yang sudah mengembangkan vaksin lebih dulu mendapat keuntungan yang masuk ke properti intelektual pribadi,” ujar Sangeeta.
Ia menekankan bahwa semua pihak harus belajar dari kesalahan-kesalahan terdahulu. Ia juga mencontohkan penanganan pandemi influenza (PIP Framework) oleh WHO pada 2005 silam.
Saat itu, ia menyebut belum adanya keterbukaan data yang cukup menghambat negara berkembang.
“Saat 2005 ada PIP Framework, memang ada rencana untuk share data untuk mengembangkan vaksin, tapi banyak negara berkembang yang tidak mendapatkan akses,” ujarnya.
Keterbukaan data khususnya dalam penanganan pandemi ini sejatinya menjadi salah satu fokus dalam forum tingkan kementerian kesehatan G20.
Selain itu, Sangeeta juga menekankan pentingnya manufaktur lokal bagi negara berkembang. Manufaktur itu nantinya digunakan untuk melakukan riset dan membuat vaksin.
Baca Juga: C20 Upayakan Peningkatan Akses Vaksin di Seluruh Dunia Antisipasi Pandemi di Masa Depan
Sehingga, negara-negara berkembang tersebut juga memiliki fasilitas mandiri untuk mempersiapkan diri menghadapi wabah tanpa harus bergantung dengan negara maju.
“Kita sudah melihat hal ini terjasi, kita harus membuat respons cepat. Keadilan mengenai akses produk semuanya harus dibangun di selatan (negara berkembang),” pungkasnya.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali