Ketua Yowana yang berprofesi sebagai dokter itu juga memperjuangkan para STT banjar, baik yang ikut Nyomya maupun yang tidak berpartisipasi, untuk tetap mendapatkan dana kreativitas dari pemerintah sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing STT.
"Teman yang sudah berjuang berusaha buat kita fasilitasi, teman-teman yang tidak buat juga kita fasilitasi kita pastikan mendapatkan dana kreativitas untuk mengganti kegiatan lain," tuturnya.
"Kami juga lobi ke pemerintahan dana ogoh-ogoh ke kreativitas, salah satunya untuk membuat aneka kegiatan seperti lomba ogoh-ogoh mini dan kegiatan terbaru pasca Nyepi," imbuh Yoga.
Yoga pun berkomunikasi dengan pimpinan kepolisian dari tingkat Polsek hingga Polda untuk bertukar informasi dan perkembangan di lapangan.
"Kita sharing data laporan perkembangan terkini ke kepolisian, sama-sama bertanggung jawab," ujar Yoga.
Ketua STT Satya Kencana, Banjar Tegallantang Kaja, Desa Adat Kerobokan, Gede Juliadi (32) mengkhawatirkan timbulnya kerumunan jika mengarak ogoh-ogoh meskipun di wewidangan banjar, meskipun dibatasi 25 peserta dan wajib swab antigen. Selain itu, kata dia, jika dibatasi 25 orang kurang euforia.
Sebab dari aturan pembatasan - pembatasan, meskipun yang hanya diperbolehkan mengarak hanya 25 orang, namun ogoh-ogoh di sisi lain bisa menarik perhatian masyarakat sekitar untuk menyaksikan yang ujung-ujungnya berpotensi terjadi kerumunan.
"Untuk tahun ini kami terlanjur tidak buat ogoh-ogoh karena peraturan berubah-ubah. Kita rapat terjadi kesepakatan, protokol ketat jadinya tanggung, euforia kurang dan tentu tanggung jawabnya besar sebagai panitia apabila terjadi pelanggaran prokes yang tidak dikehendaki sehingga sepakat tidak ikut Nyomya ogoh-ogoh," tutur dia.
Yoga dan anggota STT Satya Kencana terakhir membuat ogoh-ogoh di tahun 2020 lalu sebelum pandemi COVID-19 merajalela dan sudah tidak memiliki ogoh-ogoh karena telah dibakar tahun 2021 lalu saat masa pandemi COVID-19.
Sekali membuat ogoh-ogoh, dikatakannya menelan dana hingga Rp 40 juta, dan sebelum ada dana dari pemerintah tahun 2018 mereka mencari sumbangan ke usaha-usaha besar di seputar banjar.
Berita Terkait
-
Cerita Senior Calvin Verdonk Soal Sepak Bola Indonesia: Sungguh Gila!
-
Janggalnya 'Wisatawan Siluman' di Bali, Pendapatan Daerah Berpotensi Bocor
-
Pertumbuhan Properti Tembus USD142 juta, Bali Masih Jadi Magnet Investor Mancanegara?
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
Untung Rugi Jordi Amat Gabung Persib Bandung atau Bali United
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
Terkini
-
Dari Lombok ke Pasar Dunia: Kisah Sukses "I Love Mutiara" Berkat Dukungan BRI
-
Di Balik Kisah Mistis Dan Pilu Jembatan Tukad Bangkung, Begini Suasana di Bawahnya
-
Nyaris Kehilangan Jessica Iskandar, Vincent Verhaag Ngaku Siap Gantikan Nyawanya
-
Ritual Undang Leak di Jembatan Tukad Bangkung Jadi Sorotan, Live Sambil Bawa Kain Rajah
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Suryani, Simbol Kartini Masa Kini