Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 Juli 2021 | 14:43 WIB
Presiden Jokowi memberikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juni 2021 [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden RI]

Selain itu, diperlukan juga kemampuan Presiden menangani permasalahan ini termasuk mengerti betul bagaimana merawat rakyat.

Walaupun masih ada sekian persen rakyat Amerika yang kata Rocky Gerung, masih bisa kena efek fatalistik akibat varian Delta.

“Presidennya cuma bilang hati-hati ya, bukan membentak. Sementara Indonesia malah kita dilarang berkomentar. Covid justru dimanfaatkan pemerintah untuk membungkam. Padahal rakyat juga butuh ingin bangun solidaritas,” katanya.

15 Persen Virus COVID-19 Indonesia adalah Varian Delta

Baca Juga: Niat Bantu Pasien Covid-19 lewat Lelang Rumah, Anisa Bahar Sindir Kado Artis Miliaran

Dari 2 juta kasus COVID-19 Indonesia merupakan varian delta yang mematikan. Varian delta adalah varian virus corona penyabab sakit Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India.

Varian delta bisa menular 10 kali lebih cepat dibanding varian yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Seperti diketahui kasus Covid-19 harian Indonesia, masih saja terus pecah rekor data Senin (6/7/2021) menunjukan tembus 29.745 kasus baru, dan kematian 558 orang dalam sehari.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LB) Eijkman, Prof. Amin Soebandrio mengakui keberadaan varian Delta turut mempengaruhi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Tak main-main Prof. Amin menemukan jika 15 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia, terdiri dari varian Delta.

Baca Juga: Ivermectin hingga Oseltamivir Langka di Pasar Pramuka

"Saat ini varian delta sudah ditemukan sekitar 15 persen dari virus corona yang ada di Indonesia," ujar Prof. Amin saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.

Load More