Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 22 Juni 2021 | 11:56 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution. [Ist]

SuaraBali.id - Wali Kota Medan Bobby Nasution yang juga mantu Jokowi tetap buka sekolah di Medan meski kasus COVID-19 menggila.

Bobby memastikan bahwa belajar tatap muka di sekolah bisa dimulai Juli 2021. Namun, kata Bobby, secara teknis bakal berbeda di setiap sekolah tergantung kesiapan masing-masing.

"Pembelajaran tatap muka ini tidak ada paksaan. Kita hanya menyiapkan segala fasilitas menyahuti keinginan mayoritas orang tua siswa," kata Bobby kemarin.

Secara teknis pembelajaran tatap muka dilaksanakan dua kali sepekan dengan durasi belajar hanya dua jam per hari. Peserta didik yang hadir ke sekolah hanya 25 persen dari jumlah siswa.

Baca Juga: Bobby Minta Server PPDB Medan Jangan sampai Down

Kemudian PTM akan dibagi menjadi dua shift, yakni pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dan pukul 11.00 hingga 13.00 WIB, guna menghindari terjadinya penumpukan siswa dan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Meski di SMP Negeri 1 Medan sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka, Bobby tidak ingin apa yang dilakukan disana menjadi standar bagi sekolah lain. Maksudnya agar setiap sekolah beradaptasi dengan caranya masing-masing, namun tetap mengikuti standar yang sudah ditetapkan.

Wali Kota Medan Bobby Nasution saat diwawancarai wartawan. [Suara.com/M Aribowo]

"Mungkin di sekolah lain, banyak siswanya naik angkutan umum. Nah kita harus pikirkan kesana. Kami akan bahas agar bagaimana angkutan umum yang mengangkut siswa ke sekolah juga taat prokes. Jadi bertahap akan terus kita upgrade agar pembelajaran tatap muka di Medan lancar dan tidak menjadi cluster baru Covid-19," terang Bobby.

Ia mengaku, desakan agar pembelajaran tatap muka kembali dilaksanakan masif diusulkan orangtua siswa. Hal itu membuat Bobby memerintahkan agar seluruh perangkat kerja bergerak dengan terukur dan sangat hati-hati agar bisa belajar tatap muka.

"Ini opsi bagi orangtua. Kami siapkan sebagai pemerintah kota, akan kita akomodir. Kami tidak wajibkan bagi orangtua yang memang tidak siap anaknya sekolah tatap muka. Ini sifatnya juga fleksibel intinya akan tetap diperbaiki, diperbaharui agar lebih baik. Kami optimis Pemko Medan bisa dan siap melaksanakan pembelajaran tatap muka," lanjut Bobby.

Baca Juga: Pria di Medan Jadikan Anak Tiri Sebagai Budak Seks Selama 4 Tahun

Kadis Pendidikan Kota Medan, Adlan menjelaskan, secara teknis pihaknya sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka.

"Anjuran pemerintah, seminggu dua hari dan dua jam per hari, total hanya 25 persen murid yang masuk. Dengan teknis yang sudah ditentukan, maka kami yakin bisa dan aman pembelajaran tatap muka," kata Adlan.

Pembelajaran tatap muka ini akan dimulai untuk seluruh sekolah yang tetap mengikuti standar protokol kesehatan.

"Kalau sesuai aturan, kelak setiap kelas itu untuk TK maksimal lima murid, SD tujuh murid, SMP dan SMA delapan murid. Jadi dengan prokes dan aturan ini Insya Allah aman," ujarnya.

COVID-19 tembus 2 juta kasus

Kasus COVID-19 harian Indonesia tembus rekor, Senin (21/6/2021). Dalam sehari ada 14 ribu orang positif COVID-19.

Petugas menyemprotkan disinfektan di ruang kelas SD Kenari 08 Pagi, Jakarta, Jumat (18/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Ini merupakan angka penambahan kasus harian tertinggi sejak Januari 2021 lalu.

Hal itu berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan kasus positif COVID-19.

Dalam sehari, ada 14.536 orang positif COVID-19, Senin (21/6/2021). Sehingga total kasus menembus 2.004.445 orang.

Dari jumlah itu, ada tambahan 294 orang meninggal sehingga total menjadi 54.956 jiwa meninggal dunia.

Kemudian, ada tambahan 9.233 orang yang sembuh sehingga total menjadi 1.801.761 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Sementara kasus aktif naik 5.009 menjadi 147.728 orang, dengan jumlah suspek mencapai 124.845 orang.

Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 84.418 spesimen dari 62.361 orang yang diperiksa hari ini.

Total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 18.734.036 spesimen dari 12.533.392 orang.

Tercatat sudah 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota yang terinfeksi virus COVID-19.

Kematian Anak Positif COVID-19 Indonesia Tertinggi di Dunia

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI sebut kematian anak positif COVID-19 Indonesia paling tinggi di dunia.

Total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 1.989.909 kasus. Dari angka tersebut, 12,5 persen yang terinfeksi covid 19 adalah usia anak.

Adapun angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia sudah tertinggi di dunia. Padahal sekolah tatap muka belum mulai di buka secara serentak.

Angka keterisian tempat tidur atau BOR di rumah sakit juga kritis. BOR di sejumlah provinsi Pulau Jawa berada di atas ambang batas WHO sebesar 60 persen.

Seperti Jakarta telah mencapai 84 persen, Jawa Barat 81 persen, Banten 79 persen, Jawa Tengah 79 persen, dan Yogyakarta 74 persen.Sementara di Wisma Atlet, sisa tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebanyak 1.352 unit dari total 7.394.

Ada sepuluh provinsi di Indonesia dengan prevalensi tertinggi, per 20 Juni 2021, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, D.I Yogjakarta, Bangka Belitung, Bali, Kepulauan Riau, Papua Barat, Riau, dan Sumatera Barat. DKI Jakarta mencatat jumlah tertinggi sebanyak 5.582 kasus.

"KPAI mendorong Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah segera menghentikan ujicoba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah daerah yang positivity ratenya di atas 5 persen," kata Retno.

Warga melintas di trotoar jalan Sudirman, Jakarta, Senin (14/9). [Suara.com/Oke Atmaja]

KPAI pun minta sekolah jangan dibuka jelang tahun ajaran baru Juli 2021 mendatang. Sebab situasi pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga mereda.

Tambahan kasus baru justru terus terjadi, bahkan menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia pasca libur lebaran diduga akibat varian Delta mutasi India, membuat kasus penularan terjadi begitu cepat.

"Anak-anak yang terinfeksi covid juga sangat tinggi, sudah mencapai 12,5 persen. Ketiadaan ruang ICU bagi pasien covid usia anak mengakibatkan banyak anak meninggal akibat covid. Sehingga angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia sudah tertinggi di dunia," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam siaran persnya ke Suara.com, Senin (21/6/2021).

Selain itu, kata Retno, Satgas Covid-19 mencatat kasus konfirmasi positif secara nasional bertambah 13.737 pada Minggu (20/6/2021).

KPAI juga mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah menunda pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang dimulai pada 12 Juli 2021, mengingat kasus sangat tinggi dan positivity rate di sejumlah daerah di atas 5 persen, bahkan ada yang mencapai 17 persen. Kondisi ini sangat tidak aman untuk buka sekolah tatap muka.

KPAI mendorong agar kebijakan buka sekolah tatap muka di Indonesia tidak diseragamkan. Misalnya, untuk daerah-daerah dengan positivity ratenya dibawah 5 persen, KPAI mendorong sekolah tatap muka bisa dibuka dengan pemberlakuan prokes/SOP yang ketat.

“Di wilayah-wilayah kepulauan kecil yang sulit sinyal justru kami sarankan dibuka dengan ketentuan yang sama sebagaimana disebutkan Presiden Jokowi, PTM hanya 2 jam, siswa yang hadir hanya 25% dan hanya 1-2 kali seminggu," ujar Retno Listyarti.

KPAI mendorong pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sesuai Konvensi Hak Anak harus mengutamakan hak hidup nomor 1, hak sehat nomor 2 dan hak pendidikan nomor 3. Kalau anaknya masih sehat dan hidup maka ketertinggalan materi pelajaran masih bisa dikejar. Kalau anaknya sudah dipinterin terus sakit dan meninggal, kan sia-sia. Apalagi angka anak Indonesia yg meninggal karena covid-19, menurut data IDAI angkanya sudah tertinggi di dunia.

KPAI mendorong pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menyediakan fasilitas ruang NICU dan ICU khusus covid untuk pasien usia anak. Ketiadaan ruang ICU dan NICU di berbagai daerah di Indonesia mengakibatkan pasien usia anak yang positif covid-19 sulit diselamatkan ketika kondisinya kritis.

Load More