SuaraBali.id - Limbah medis di Jalan Lingkungan Sema Gianyar bukan milik RSUD Sanjiwani dan RSUD Payangan. Kedua rumah sakit itu paling dekat dari lokasi pembuangan limbah medis itu.
Hal itu dikatakan Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Komang Upeksa. Rumah sakit milik pemerintah telah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam penanganan limbah medis.
"Rumah sakit kami sampahnya besar, dan tidak mungkin dibuang secara sembarangan. Kami selama ini bekerjasama dengan pihak ketiga dalam penanganan sampah medis," ujar pria yang juga menjabat Dirut RSUD Sanjiwani tersebut.
Terkait apa tindak lanjut yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Gianyar terkait temuan tersebut, Ida Upeksa mengatakan, untuk penyelidikan sumber sampah medis tersebut, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian.
Sementara pihak kedinasan hanya melakukan pembinaan, baik pada klinik swasta, dokter praktik swasta dan sebagainya yang bergerak di bidang kesehatan.
"Kita di dinas akan lakukan pembinaan. Tapi selama ini, kita belum pernah menerima adanya praktik nakal dari penyedia layanan kesehatan, baik klinik swasta, dan sebagainya," ujarnya.
Upeksa pun menyayangkan jika hal tersebut dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan.
"Mudah-mudahan segera ditemukan pelakunya, supaya hal serupa tidak terulang. Sebab selain membahayakan masyarakat, juga tidak baik untuk lingkungan," jelasnya.
Limbah medis dibuang orang tak dikenal di Jalan Lingkungan Sema Gianyar, Bali. Kejadian itu, Sabtu (29/5/2021) pagi kemarin.
Baca Juga: Stadion Manahan Opsi Venue Piala AFC 2021, Gibran: Kita Siap!
Warga yang melihat jenis sampah tersebut menjadi khawatir. Sebab, saat ini sedang dalam suasana pandemi Covid-19.
Sampah tersebut ditemukan berserakan di lahan milik warga setempat.
Limbah medis itu berserakan. Setelah dilaporkan ke pihak berwajib, limbah medis tersebut diangkut ke tempat limbah medis RSUD Sanjiwani Gianyar.
Informasi dihimpun, limbah medis tersebut telah diamankan oleh Satreskrim Polres Gianyar ke RSUD Sanjiwani, untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sampah tersebut terdiri dari infus, obat-obatan dan sebagainya.
Dalam keyakinan masyarakat di Bali, sampah medis merupakan sampah 'cemer' atau kotor, baik secara sekala dan niskala. Sampah tersebut dinilai dapat merusak kesucian suatu wilayah.
Tag
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun