SuaraBali.id - Kampung Mualaf Darussalam dulu adalah kampung penyembah setan. Semua warga di Kampung Mualaf Darussalam adalah penyembah setan.
Saat ini seluruh warga kampung masuk Islam dan menyembah Allah. Kampung Mualaf Darussalam ada di dataran tinggi Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.
Sebelum memeluk agama islam rara-rata warga menyembah makhluk halus atau roh.
Warga menganut kepercayaan animisme Aluk Todolo. Kepercayaan yang berasal dari suku Toraja Kuno.
Kampung ini diresmikan sekitar Februari 2019. Awalnya dihuni oleh masyarakat muslim atau mualaf yang jumlahnya enam orang.
Kini bertambah menjadi sekitar 30 orang. Sebanyak 20 unit rumah sudah terbangun.
Warga Kampung Mualaf sebagian besar berasal dari Dusun Makula, Desa Mesakada, Kecamatan Lembang. Mereka bekerja sebagai buruh tani.
Dari pentauan dan informasi yang dihimpun KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com, kini masyarakat setempat sedang membangun asrama putri dan asrama putra. Sumber dana pembangunan asrama berasal dari sumbangan dan donatur asal lembaga swasta, komunitas dan lainnya.
Tokoh masyarakat atau inisiator pendiri Kampung Mualaf Darussalam, Guntur (51 tahun) mengatakan, Kampung Mualaf ia rintis bersama lima orang keluarganya.
Baca Juga: Viral Cara Nikah Beda Agama, 2 Kali Akad secara Islam dan Kristen
Diperuntukan khusus mualaf atau orang yang baru memeluk agama Islam. Pembangunan dan pembebasan lahan Kampung Mualaf berasal dari sumbangan berbagai pihak.
“Kampung Mualaf ini awalnya kami hanya satu keluarga 6 orang yang tinggal. Alhamdulillah, sekarang sudah ada 30 orang mualaf atau 17 kepala keluarga yang tinggal. Karena memang kampung ini dikhususkan bagi yang mualaf,” kata Guntur, Kamis 15 April 2021.
Untuk sampai ke Kampung Mualaf, pengunjung harus menempuh jalur yang cukup sulit. Karena jalannya rusak dan berbatu. Jika musim kemarau berdebu. Saat musim hujan akan berlumpur.
Dari Kabupaten Pinrang, membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke Kecamatan Lembang. Selanjutnya dari kecamatan ke Kamopung Mualaf Dusun Makula, butuh sekitar satu jam perjalanan.
Perkampungan mualaf terbilang masih baru. Namun cukup berkembang pesat dari segi pembangunan. Naik dari hunian, rumah ibadah, listrik hingga lahan pemakaman telah tersedia. Semua pembangunan itu berasal dari sumbangan masyarakat di luar kampung.
“Alhamdulillah, tahun ini adalah Ramadhan ketiga. Saat ini kami sedang membangun asrama untuk menampung para mualaf dari tetangga kampung yang mau belajar agama di sini,” ungkap Guntur.
Tag
Berita Terkait
-
Apa Saja 4 Jenis Perceraian dalam Islam? Tak Cuma Cerai Talak
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Rantai Pasok Indonesia dalam Bayang Bencana Alam: Pelajaran dari Aceh dan Sumatera
-
Bahas Poligami, Ustaz Riza Muhammad: Menikah dengan Satu Istri Lebih Baik
-
Dari Penasaran Jadi Keyakinan, Celine Evangelista Ungkap Alasan Jadi Mualaf
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun