Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 05 Maret 2021 | 08:00 WIB
Bayi laki-laki berusia 11 hari tanpa tempurung kepala, Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah, diberi minuman susu formula menggunakan selang oleh ayahnya, Syarifuddin Hidayatullah, 31, di rumahnya, Mangkubumen, Solo, Kamis (4/3/2021). [Solopos/Kurniawan]

SuaraBali.id - Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah lahir tanpa tempurung kepala. Bayi lahir tanpa tempurung kepala ini berjenis kelamin lelaki.

Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah berusia 11.

Untuk menyambung hidup, Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah harus ditopang bantuan oksigen 24 jam setiap harinya.

Untuk memberikan susu formula juga harus menggunakan selang. Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah adalah anak dari Syarifudin Hidayatullah (31) dan Ayu Endang Pujiati.

Baca Juga: Kisah Bayi Lahir Tanpa Tempurung di Solo, Harus Dibantu Oksigen 24 Jam

Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, dengan telaten Syarifudin memasukkan cairan susu ke selang yang terhubung ke mulut Arkan.

Di sampingnya, Ayu Endang mengawasi dengan saksama sembari memberikan komando kepada suaminya.

Tabung oksigen dengan panjang 1,5 meter berdiri tak jauh dari tempat tidur bayi mungil yang tinggal di Sidorejo RT 001/RW 001 Mangkubumen, Banjarsari, Solo

Tabung itu terhubung dengan saluran pernapasan Arkan yang terbaring lemah.

“Kondisinya relatif stabil. Tapi ya itu harus dengan bantuan oksigen 24 jam sehari. Bila tidak dibantu oksigen ya kondisinya bisa ngedrop sewaktu-waktu,” ujar Syarifudin mengenai kondisi anak keduanya itu.

Baca Juga: Arkan Bayi yang Lahir Tanpa Tempurung, Setiap Hari Harus Dibantu Oksigen

Selain bantuan pernapasan dengan tabung oksigen, orang tua Arkan juga memasang lampu penghangat di atas tempat tidur (baby box) Arkan.

Satu jam sekali Syarifudin dan Ayu harus mengecek kondisi sang anak apakah suhu tubuhnya normal.

“Di bagian kepala kami kasih kasa dan air NaCl antibakteri. Soalnya gampang banget terinfeksi karena tidak ada tempurung kepalanya. Dia langsung otak, menyentuh bagian luar. Jadi riskan banget, kasihan adik,” ungkap Syarifudin mencoba tabah.

Ihwal opsi penanganan medis bagi bayi tanpa tempurung kepala itu, Syarifudin mengatakan berdasarkan penjelasan dokter, belum pernah dilakukan di berbagai belahan dunia. Karenanya ia dan keluarga hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Arkan. Syarifudin dan Ayu tidak akan melawan takdir Tuhan.

“Kami berdoa kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik untuk anak saya. Saya ikuti takdir Allah SWT. Kami tidak memaksakan kepada anak saya. Bila Allah kasih kepada kami ya saya iklas. Tapi bila beri jalan yang terbaik, kami serahkan ke Allah,” katanya.

Bayi malang itu dilahirkan di RS Brayat Minulya Solo pada 22 Februari 2021.

Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, bayi itu dibawa pulang orangtuanya ke rumah mereka di Sidorejo RT 001/RW 001 Mangkubumen, Banjarsari.

Load More