
SuaraBali.id - James Travis McLeod, bule Australia ditangkap Kepolisian Denpasar terkait kepemilikan barang haram jenis sabu-sabu.
Ia juga kedapatan memiliki home industri kratom, bahan sejenis narkoba di vilanya. Puluhan kilo kratom disita dari vila tersebut.
Mengalihbahasakan dari 7 News, pria yang berasal dari Fremantle, dijadwalkan akan menjalani persidangan di Pengadilan Denpasar awal pekan ini dengan tuduhan mencoba membeli kurang dari satu gram sabu-sabu.
Menurut laporan Daily Telegraph, setelah menangkap McLeod karena diduga membeli 0,8 gram metamfetamin, polisi diduga menemukan lima jerigen etanol, tujuh botol berbagai macam bahan kimia.
Baca Juga: WNI Minta Perlindungan di Australia: Susah Hidup Sebagai LGBT di Indonesia
Selusin loyang, tiga wadah tupperware berisi kratom bubuk hijau, alat pengolah obat dan perlengkapannya, termasuk bong juga ditemukan di vila McLeod.
Berbicara kepada wartawan di luar pengadilan, Rabu (11/11/2020), McLeod mengatakan kratom, tanaman asli Asia Tenggara yang legal di Indonesia tetapi ilegal di 17 negara termasuk Australia, harus "dilegalkan".
"Seharusnya tidak difitnah dalam masalah seperti itu," ujar McLeod sembari mengenakan baju oranye.
"Kratom adalah jawaban untuk semua masalah narkoba ... semua penyakitnya," tegasnya.
Atas perbuatanya, McLeod terancam hukuman 12 tahun penjara dan denda 775.000 dolar (sekitar Rp 7 miliar) untuk kepemilikan metamfetamin.
Baca Juga: Australia Mulai Produksi Vaksin Covid-19
Diketahui bahwa McLeod telah tinggal di Bali selama dua setengah tahun dan telah menghabiskan waktu untuk mengadvokasi legalisasi kratom.
Profil Facebook McLeod penuh dengan video tentang dirinya yang berburu kratom di hutan Kalimantan, memakan daunnya langsung dari pohon, dan memberikan informasi tentang obat tersebut dan seharusnya manfaatnya bagi penderita nyeri kronis.
McLeod memiliki dua bisnis di Australia - satu di Perth dan lainnya di Melbourne - yang menjual produk untuk membantu orang lulus tes narkoba.
Ketika McLeod membuka Freo's Finest di Richmond pada tahun 2015, rekanan bisnisnya Alex McLeod memberi tahu Herald Sun bahwa mereka menyediakan layanan yang dapat membantu orang-orang agar "tidak kehilangan pekerjaan". Bisnis tersebut menjual urine palsu dan sampo detoksifikasi.
Berita Terkait
-
Melalui Telepon, Prabowo Ucapkan Selamat kepada PM Australia Anthony Albanese
-
Dean James Kecanduan Lihat Atmosfer Fans Timnas, Tak Nyesal Dinaturalisasi?
-
Mau Ekspansi Bisnis ke Luar Negeri? Simak Tips dari Pengusaha Senior Ini
-
6 Rekomendasi Sunscreen Australia Terbaik, Apa Saja Kelebihannya?
-
Nenek di Malang Curhat Pedas ke Wanita Bule soal Indonesia, Isinya Bikin Merinding!
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Selamat Datang Pascal Struijk di Timnas Indonesia, Ini Bisa Bikin China Ketar-ketir
- 25 Kode Redeem FF Terbaru 2 Mei 2025: Klaim Token SG2 hingga Skin Senjata Menarik
- Kapan Pinjol Legal Hadir di Indonesia? Jumlahnya Makin Menjamur, Galbay Bisa Dipenjara!
- 6 Rekomendasi HP Mirip iPhone, Mulai Rp 1,1 Jutaan Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
RI Darurat Pengangguran! 7,28 Juta Orang Tidak Bekerja
-
Kediri Gempar! Gerombolan Berkedok Suporter Persebaya Gasak Toko Buah, Aksi Terekam CCTV
-
Shin Tae-yong Puji Setinggi Langit Pemain yang Ingin Bongkar Borok PSSI
-
Desak Pemakzulan Gibran, Purnawirawan TNI Dinilai Barisan Sakit Hati
-
Debut Bareng Oxford United, Patrick Kluivert Justru Coret Marselino Ferdinan
Terkini
-
Ada Dana Kaget Untuk Checkout di Shopee 5.5, Klaim Sebelum Lenyap
-
Puluhan Tahun Komitmen untuk Olahraga Panjat Tebing, EIGER Dukung Penuh IFSC World Cup Bali 2025
-
Link DANA Kaget Rezeki Awal Bulan, Siapkan Untuk Ambil Promo Gajian
-
Dorong Produk Lokal, BRI Giat Dukung UMKM Gula Aren Menjawab Tren Konsumen
-
Di Balik Kejadian Bali Blackout yang Menyebabkan Berbagai Kekacauan