Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita | Chyntia Sami Bhayangkara
Rabu, 30 September 2020 | 15:38 WIB
Putri Presiden Pertama Republik Indonesia Sukmawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (4/4).

SuaraBali.id - Pernyataan Putri Presiden pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarno Putri yang menyebut Partai Komunis Indonesia (PKI) berideologi Pancasila menjadi perbincangan.

Bahkan nama Sukmawati sempat menempati jajaran trending topic di Twitter.

Sukmawati mengklaim dirinya mendapat informasi dari seniornya tentang Ideologi PKI Pancasila itu.

Hal tersebut disampaikan oleh Sukmawati saat menjadi pembicara di i (ILC) bertajuk 'Ideologi PKI Masih Hidup?' yang disiarkan TVOne pada Selasa (29/9/2020) malam.

Baca Juga: Cegah Klaster Baru, Polisi Larang Nobar Film G30S/PKI

Sukmawati mengaku mendapatkan informasi dari para senior tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI). Menurut informasi tersebut, ideologi PKI adalah Pancasila.

"Menurut senior tokoh PNI yang memberikan info atau ilmu, mereka mengatakan PKI tak menolak Pancasila. PKI ideologi apa sih? Ideologinya Pancasila," ujar Sukmawati seperti dikutip Suara.com, Rabu (30/9/2020).

Sukmawati menjelaskan, saat ini para tokoh senior PNI tersebut telah wafat. Meski demikian, ia masih mengingat betul informasi tersebut.

Ia mempertanyakan mengapa PKI menjadi permasalahan. Sebab, ideologi PKI adalah Pancasila.

"Jadi kenapa jadi masalah? PKI itu ideologinya Pancasila," imbuhnya.

Baca Juga: PA 212: Gaya Satrio Robek Al Quran Seperti PKI, Tak Bisa Didiamkan!

Sukmawati meyakini paham komunisme saat ini sudah tak ada lagi secara organisasi.

Meski demikian, ia tak menutup kemungkinan kader komunisme bawah tanah (underground) masih ada hingga saat ini.

"Secara institusi atau kepartaian sudah enggak ada. Kalau secara idelogi saya enggak tahu, kader komunis underground juga setuju dengan Pancasila atau mereka bercita-cita komunisme ala Uni Soviet atau RRT," ungkapnya.

Menurut Sukmawati, jika kader komunisme underground masih ada, mereka tak akan pernah bisa bangkit.

Sebab, tata negara Indonesia bukanlah kekaisaran dan feodalisme.

"Jadi, kalau ideologi underground bisa saja masih hidup, seperti bercita-cita negara Islam pasti ada. HTI dibubarkan, mereka tinggal ganti pakaian bisa tapi cita-cita tetap mendirikan negara Islam," tutur Sukmawati.

Load More